Profil Desa Indrosari
Ketahui informasi secara rinci Desa Indrosari mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil lengkap Desa Indrosari, Kecamatan Buluspesantren, Kebumen. Mengupas tuntas potensi agraris sebagai lumbung padi, denyut ekonomi kreatif, serta dinamika sosial budaya masyarakat di jantung pesisir selatan Jawa Tengah yang terus berbenah.
-
Pusat Agraris
Desa Indrosari merupakan salah satu penopang ketahanan pangan di Kecamatan Buluspesantren dengan sektor pertanian padi sebagai tulang punggung utama perekonomian warganya.
-
Warisan Budaya dan Tokoh Nasional
Desa ini menjadi tempat lahirnya tradisi unik "Gerobakan" dan merupakan tanah kelahiran Jenderal (Purn) H.M. Sarbini, seorang tokoh penting dalam sejarah militer Indonesia.
-
Potensi Pengembangan
Dengan letak yang strategis dan infrastruktur yang terus dibenahi, Desa Indrosari memiliki potensi besar untuk pengembangan ekonomi kreatif dan peningkatan kualitas sumber daya manusia.

Terletak di hamparan dataran rendah pesisir selatan Kabupaten Kebumen, Desa Indrosari di Kecamatan Buluspesantren menjelma sebagai salah satu wilayah vital dengan potensi agraris yang signifikan. Dikenal sebagai lumbung padi, desa ini tidak hanya menopang kehidupan ribuan warganya melalui sawah yang terhampar luas, tetapi juga menyimpan kekayaan tradisi budaya yang unik dan menjadi saksi bisu lahirnya seorang tokoh pahlawan nasional. Dengan denyut pembangunan yang terus terasa, Indrosari secara bertahap memantapkan posisinya sebagai desa yang dinamis dan berdaya saing.
Desa ini merupakan cerminan dari kehidupan masyarakat agraris Jawa Tengah yang memegang teguh kearifan lokal sembari beradaptasi dengan tantangan zaman. Aktivitas di balai desa, geliat di area persawahan, serta interaksi sosial warganya menjadi gambaran sebuah komunitas yang solid dan produktif. Potensi yang dimiliki, baik dari sektor pertanian maupun sumber daya manusianya, menjadi modal utama untuk menyongsong masa depan yang lebih prospektif di tengah konstelasi pembangunan regional Kabupaten Kebumen.
Lokasi Geografis dan Kondisi Demografis
Secara administratif, Desa Indrosari yaitu bagian dari wilayah Kecamatan Buluspesantren, Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah. Lokasinya berada tidak jauh dari jalur strategis Lintas Selatan Jawa yang menghubungkan berbagai kota penting. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) dan pemetaan wilayah, Desa Indrosari memiliki luas wilayah sekitar 2,87 kilometer persegi (km2).
Batas-batas wilayah Desa Indrosari secara administratif ialah sebagai berikut:
Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Ampih.
Sebelah Timur berbatasan langsung dengan wilayah Kecamatan Ambal.
Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Banjurpasar dan sebagian wilayah Kecamatan Ambal.
Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Ampih dan Desa Buluspesantren.
Wilayahnya didominasi oleh lahan persawahan irigasi teknis yang subur, menjadikannya kawasan yang sangat cocok untuk budidaya tanaman padi. Topografi desa yang cenderung datar dan berada di kawasan rendah, meski subur, juga menyimpan tantangan tersendiri, terutama terkait genangan air pada musim penghujan.
Menurut data kependudukan terakhir dari BPS Kecamatan Buluspesantren, jumlah penduduk Desa Indrosari tercatat sebanyak 4.536 jiwa. Dengan luas wilayah 2,87 km2, maka kepadatan penduduk di desa ini mencapai sekitar 1.580 jiwa per km2. Angka ini menunjukkan tingkat kepadatan yang cukup tinggi untuk sebuah wilayah pedesaan, menandakan pentingnya pengelolaan tata ruang dan sumber daya untuk mendukung kebutuhan populasi yang ada. Desa ini terbagi menjadi beberapa dukuh atau dusun, di antaranya Dukuh Banjaran, Dukuh Karangreja dan Dukuh Remang, yang masing-masing memiliki karakteristik sosialnya sendiri.
Sejarah, Pemerintahan, dan Warisan Tokoh Nasional
Sejarah Desa Indrosari tidak dapat dipisahkan dari perkembangan komunitas agraris di wilayah Kebumen selatan. Namun yang membuat desa ini istimewa ialah fakta bahwa Indrosari merupakan tanah kelahiran Jenderal (Purnawirawan) H.M. Sarbini. Beliau merupakan seorang tokoh militer berpengaruh yang pernah menjabat sebagai Menteri Pertahanan pada era pemerintahan Presiden Soekarno. Keberadaan tokoh sekaliber Jenderal Sarbini menjadi kebanggaan tersendiri bagi masyarakat dan pemerintah desa. Sebagai bentuk penghormatan, namanya diabadikan menjadi nama jalan utama yang melintasi desa, yakni Jalan Jenderal H.M. Sarbini.
Penyelenggaraan pemerintahan desa berjalan secara dinamis di bawah kepemimpinan seorang Kepala Desa yang dipilih secara demokratis oleh warga. Pemerintah Desa Indrosari, yang berkantor di balai desa, secara aktif mengelola administrasi, merencanakan pembangunan, dan melaksanakan program-program pemberdayaan masyarakat. Berdasarkan informasi dari situs resmi kecamatan, kegiatan seperti musyawarah desa (Musdes) untuk pertanggungjawaban APBDes hingga program peningkatan kapasitas perangkat desa rutin dilaksanakan.
Menurut pernyataan salah satu pejabat desa dalam sebuah kegiatan peningkatan kapasitas perangkat pada akhir 2023, "Peningkatan kapasitas bagi kepala desa dan perangkat menjadi kunci untuk mengoptimalkan pelayanan publik dan mengakselerasi pembangunan di Desa Indrosari. Kami berkomitmen untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang transparan dan akuntabel." Kutipan ini menegaskan fokus pemerintah desa pada penguatan internal demi kemajuan bersama.
Tulang Punggung Ekonomi: Sektor Pertanian yang Dominan
Sektor pertanian, khususnya padi, merupakan urat nadi perekonomian Desa Indrosari. Hamparan sawah yang luas dan subur menjadi aset utama yang menghidupi sebagian besar penduduknya, baik sebagai petani pemilik lahan, petani penggarap, maupun buruh tani. Sistem irigasi teknis yang mengaliri sawah memungkinkan petani untuk melakukan penanaman hingga dua atau tiga kali dalam setahun, bergantung pada ketersediaan air dan kondisi cuaca.
Produktivitas pertanian di desa ini pernah menjadi sorotan positif. Dalam sebuah laporan berita beberapa tahun silam, disebutkan bahwa melalui intervensi teknologi dan penggunaan varietas unggul, lahan yang sebelumnya dianggap kurang produktif di Indrosari mampu menghasilkan panen hingga lebih dari 10 ton per hektare. Kepala Desa saat itu, Muslikh, menyatakan bahwa keberhasilan tersebut merupakan buah kerja keras petani yang didukung oleh pemerintah dan penyuluh pertanian. "Sebelumnya petani sering mengeluh karena hasil panen tidak optimal. Dengan perbaikan cara tanam dan penggunaan pupuk organik, hasilnya sangat menggembirakan," ujarnya.
Meskipun demikian, tantangan di sektor pertanian tetap ada. Fluktuasi harga gabah, serangan hama tanaman, dan dampak perubahan iklim seperti banjir saat musim hujan atau kekeringan saat kemarau menjadi risiko yang harus dihadapi para petani. Oleh karena itu, diversifikasi usaha dan penguatan kelembagaan petani melalui kelompok tani (poktan) dan gabungan kelompok tani (gapoktan) menjadi strategi penting untuk meningkatkan ketahanan ekonomi masyarakat.
Denyut Ekonomi Kreatif dan Usaha Mikro
Di luar sektor pertanian yang mendominasi, denyut ekonomi kreatif dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) mulai tumbuh di Desa Indrosari. Kesadaran untuk tidak hanya bergantung pada satu sektor ekonomi mendorong sebagian warga untuk merintis berbagai usaha skala rumahan. Beberapa di antaranya bergerak di bidang kuliner, seperti produksi makanan ringan khas Kebumen, serta usaha jasa dan perdagangan.
Pemerintah desa, melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), berupaya memfasilitasi pertumbuhan ekonomi alternatif ini. Meskipun sempat menghadapi tantangan manajerial sebagaimana diberitakan oleh media lokal pada awal tahun 2025, BUMDes tetap dipandang sebagai instrumen strategis untuk mengelola dan mengembangkan potensi ekonomi desa. Penyertaan modal yang bersumber dari Dana Desa (DD) dialokasikan untuk merangsang unit-unit usaha yang potensial, mulai dari pengelolaan aset desa hingga pengembangan produk lokal.
Potensi pengembangan UMKM di Indrosari masih sangat terbuka lebar, terutama jika dapat disinergikan dengan kekayaan hasil pertanian. Pengembangan produk olahan berbasis padi atau komoditas pertanian lainnya dapat menjadi nilai tambah yang signifikan, menciptakan lapangan kerja baru, dan meningkatkan pendapatan keluarga di luar musim panen.
Kehidupan Sosial dan Kekayaan Budaya
Kehidupan sosial masyarakat Desa Indrosari sangat kental dengan nilai-nilai kebersamaan dan gotong royong. Kegiatan keagamaan, hajatan warga, hingga kerja bakti membersihkan lingkungan menjadi momen perekat hubungan antarwarga. Mayoritas penduduknya memeluk agama Islam, sehingga perayaan hari besar seperti Idulfitri dan Iduladha berlangsung meriah dan menjadi pusat aktivitas komunal.
Salah satu tradisi yang paling unik dan menjadi ikon budaya Desa Indrosari, khususnya di Dukuh Banjaran, yaitu tradisi "Gerobakan". Tradisi ini dilaksanakan sehari setelah Hari Raya Idulfitri (H+1), di mana warga berbondong-bondong pergi bersilaturahmi ke Pantai Setrojenar menggunakan gerobak yang ditarik kuda. Gerobak-gerobak tersebut dihias dengan aneka ornamen, rontek, dan tulisan yang meriah, bahkan dilengkapi dengan sistem pengeras suara. Arak-arakan gerobak hias ini menjadi tontonan menarik yang melintasi beberapa desa sejauh kurang lebih 7 kilometer, menunjukkan kreativitas dan semangat kebersamaan warga.
Selain itu, terdapat pula tradisi "Tongun" yang dilaksanakan setiap malam pada sepuluh hari pertama bulan Muharram (Sura), di mana warga melakukan pawai obor keliling desa. Tradisi-tradisi ini tidak hanya menjadi warisan budaya, tetapi juga atraksi potensial yang dapat dikembangkan untuk menarik kunjungan dari luar daerah.
Infrastruktur dan Fasilitas Penunjang
Dari sisi infrastruktur, Desa Indrosari terus mengalami perkembangan. Akses jalan utama desa sudah beraspal dan dalam kondisi yang cukup baik, memudahkan konektivitas warga menuju pusat kecamatan maupun ibu kota kabupaten. Jaringan listrik telah menjangkau seluruh wilayah desa, begitu pula dengan sinyal telekomunikasi seluler yang memadai.
Di sektor pendidikan, Desa Indrosari memiliki fasilitas dasar yang penting untuk pengembangan sumber daya manusia. Terdapat lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), satu Taman Kanak-kanak (TK Tunas Harapan), dan satu Sekolah Dasar Negeri (SDN Indrosari). Keberadaan lembaga pendidikan ini memastikan anak-anak usia sekolah di Indrosari dapat mengakses pendidikan dasar tanpa harus menempuh jarak yang jauh.
Untuk layanan kesehatan, masyarakat dapat mengakses Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) yang tersebar di beberapa titik untuk memantau kesehatan ibu dan anak, serta fasilitas kesehatan tingkat pertama di pusat kecamatan. Peningkatan kualitas infrastruktur jalan dan ketersediaan fasilitas dasar ini menjadi fondasi penting bagi peningkatan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat Desa Indrosari di masa mendatang.